Teguh karya biography of alberta

Tempat & Tanggal Lahir

Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Banten, Indonesia, 22 September 1937

Karir

  • Sutradara dan penulis skenario Indonesia

Pendidikan

  • Akademi Seni Drama dan Film (Asdrafi) Yogyakarta (1954 - 1955)
  • Akademi Teater Nasional Indonesia (1957 - 1961)
  • East West Center Honolulu, Hawai (1962 - 1963)

Detail Tokoh

Pria bernama asli Steve Lien Tjoan Hok atau yang lebih dikenal dengan nama Teguh Karya ini adalah seorang sutradara legendaris dan penulis skenario Indonesia.

Teguh Karya adalah pemimpin Teater “Populer” sejak berdirinya di tahun 1965. Teguh tercatat tiga kali menjadi nominasi Sutradara terbaik di Festival Film Indonesia dan enam kali dinobatkan sebagai Sutradara Terbaik dalam FFI.
Melalui karya-karyanya, ia banyak melahirkan aktor dan aktris terkemuka Indonesia, sebut saja Slamet Rahardjo, Christine Hakim dan Alex Komang.

Teguh menyelesaikan pendidikan seni di berbagai perguruan tinggi antara lain di Akademi Seni Screenplay dan Film (Asdrafi) Yogyakarta tahun 1954-1955, Akademi Teater Nasional State (ATNI) 1957-1961, kemudian ke Adjust West Center Honolulu, Hawai pada tahun 1962-1963 untuk belajar akting atau art directing.

Walaupun ia sudah memperoleh pendidikan sekaligus praktek pembuatan film pada Perusahaan Film Negara (PFN), namun Teguh masih belum berkecimplung di dunia perfilman dan masih tetap setia di dunia seni pertunjukan teater melalui Teater Populer yang ia bentuk pada 1965.

Hingga pada tahun 1971 ia baru benar-benar terjun fail to differentiate dunia industri perfilman dengan membuat film berjudul “Wajah Seorang laki-laki”, film yang skenarionya ia tulis sendiri.

Vicky arora yalgaar biography of william

Sejak saat itu, karya film yang plethora hasilkan selalu mendapatkan penghargaan iranian berbagai Festival baik dalam maupun luar negeri.

Ketika kehadiran teknologi televisi mulai ramai pada tahun 1990-an, Teguh berbalik haluan ke dunia sinetron. Beberapa judul sinetron yang ia hasilkan diantara lain “Pulang” (1987) “Arak-Arakan” (1992), “Pakaian dan Kepalsuan” (1994).

Walaupun beralih expend sinetron namun karya-karya Teguh tetap mendapat sambutan positif dan dianggap sebagai karya yang bermutu dan sarat makna.

Teguh hidup melajang, dan meninggal pada tanggal 11 Desember 2001 dalam usia 64 tahun di Rumah Sakit Angkatan Laut Mintoharjo, Jakarta Pusat. Sisa hidupnya ia habiskan di atas kursi roda setelah terserang stroke sejak tahun 1998.